(Oleh: Ulfa Hafifa Sulistya)
Jarum jam telah melangkahi dua angka menuju denting terkeras
Namun mata masih terbuka
Pikiran kosong melompong
Ada tetesan air namun tak berbunyi
Kian lama tetes itu kini mengalir
Semula tenang kini deras
Ada jeritan kuat yang tak terdengar
Jeritan itu bergejolak
Menyesakkan
Ingin teriak namun dibungkam malam
Ketidak bersatunya akal dan perasaan menjadi landasannya
Ketika akal tak mengerti rasa
Dan ketika rasa tak mampu berakal
Jarum jam telah melangkahi dua angka menuju denting terkeras
Namun mata masih terbuka
Pikiran kosong melompong
Ada tetesan air namun tak berbunyi
Kian lama tetes itu kini mengalir
Semula tenang kini deras
Ada jeritan kuat yang tak terdengar
Jeritan itu bergejolak
Menyesakkan
Ingin teriak namun dibungkam malam
Ketidak bersatunya akal dan perasaan menjadi landasannya
Ketika akal tak mengerti rasa
Dan ketika rasa tak mampu berakal
Abaikan saja
Rasa dan akal tidaklah sejalan
Dipikirkan pun tak bersatu
Akal terlalu egois untuk pahami rasa
Rasa terlalu egois untuk selalu dinomor satukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar